Aku mendapatinya sebagai pemberian terindah dari
tuhan, setelah keluargaku, sahabatku dan sekelilingku. Bersamanya menyenangkan,
seperti mimpi yang menjadi kenyataan, membahagiakan. Lalu aku mulai menulis
tentang nya, bercerita kepada orang-orang terdekatku tentangnya, tentang betapa
menyenangkankan waktu yang aku habiskan bersamanya.
Banyak tulisanku terlahir karena dia. Sebelumnya aku belum pernah mendapati seseorang
dengan perasaan sesenang ini, seriang ini. Banyak ceritaku tentang dia, ya karena
aku suka. Suka semuanya tentang dia. Suka caranya berjalan, caranya melihat,
caranya tersenyum, caranya menggandeng tanganku, caranya marah ketika aku
bersama dengan orang yang tidak dia sukai, caranya membelai rambutku,
semuanyaaaa semua tidak terkecuali.
Ketika kesukaanku terhadapnya sesederhana itu
apakah dia juga merasakan hal yang sama ? Aku tau dia menyukaiku dari caranya
melihatku, tetapi apakah dia juga menulis tentangku? Apakah dia juga
menceritakanku seperti aku menceritakannya ? Apakah dia terbangun lalu
memikirkan aku seperti aku terbangun lalu memikirkannya ? Apakah dia memiliki
kepanikan yang sama ketika provider tidak mendukung untuk berkomunikasi ? Apakah
dia merindukanku separah aku merindukannya disetiap hari ?
Sebegitu dalam perasaan ini untuknya, dan aku
berharap agar dia bisa tahu, sedikit merasakan apa yang bergejolak disini. Agar
setidaknya dia tidak lagi meragukanku. Meragukan apa yang tulus dari
perasaanku. Dia hanya tidak menyadari seberapa aku juga tidak ingin
kehilangannya seperti dia juga tidak ingin kehilanganku. Kediamanku bukan pertanda
tidak peduli.kemarahanku bukan pertanda bahwa aku benar-benar marah, tidak! Tidak
sedikitpun. Aku hanya ingin membuat nya berusaha, sedikit lagi mengusahakan
lebih dari sebelumnya agar kita bisa bertahan sampai akhir. Agar tidak ada lagi
perbedaan pemahaman. Agar dia bisa memberikan kepercayaannya utuh, seperti aku
memberikannya. Karena aku tidak pernah main main dengan kepercayaan, ketika
diberi secara utuh maka pengembalianku akan seutuh itu juga.
"Sejujurnya aku ingin memulai mimpiku dari
sini, dari apa yang sudah kita sepakati bersama. Menuju tua dan berbahagia. Aku
ingin kita tetap tertawa lepas seperti kemarin awal kita bertemu, mengingat
belakangan kita sudah mulai hampir lupa bagaimana caranya tertawa karena
disibukkan dengan membangun kepercayaan. Bukankah rasa percaya itu timbul
dengan sendirinya ? Ketika sudah timbul lalu apa yang harus dikhawatirkan? Aku hanya
ingin kita mulai mendewasa, menyelesaikan masalah dengan berbicara bukan menghujat,
bukan juga dengan diam. Aku ingin kita bisa melewati 100 hari kebersamaan atau
1000 hari kebersamaan atau 100000000000 hari kebersamaan sampai nanti sampai kita
tua. Karena penciptaan kebahagiaanku adalah kamu, yang terkadang juga datang sebagai
pencipta alasan kenapa aku meneteskan air mata. Walau terkadang tidak selalu semudah
itu membangun sebuah hubungan dengan kepercayaan didalamnya, aku sedang tidak
ingin menyerah, aku hanya ingin menuliskanmu sebagai ceritaku, terusss dan teruss,
sampai tintaku habis, sampai bukuku habis, bahkan sampai nanti aku sudah tidak
sanggup berkata - kata lagi."
Sincerely,
Gadis yang pada akhirnya merasa takut kehilangan.